Gambaran Pelaksanaan 7T pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas (kode032)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diwarnai oleh rawannya derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rawan yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan bagi pada masa perinatal. Hal ini ditandai oleh tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Angka kematian ibu memang sangat tinggi, terbukti WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil dan bersalin. Oleh karena itulah maka sejak tahun 1990 sampai 1991 Departemen Kesehatan dibantu oleh WHO, UNICEF dan UNDP melaksanakan assessment safe mother hood sampai saat ini. Hasil kegiatan dari assessment safe mother hood adalah rekomendasi rencana kegiatan 5 (lima) tahun. Departemen Kesehatan merekomendasi dalam bentuk strategi operasional dalam mempercepat penurunan AKI (Syaifuddin, dkk, 2002). Terbukti pada tahun 2002/2003 menurut Survey Demografi dan Kesehatan AKI di Indonesia turun menjadi 307/100.000 kelahiran hidup (www.tempo.co.id/medika/arsip. 2009).
Kebijakan Depkes dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat pilar Safe Motherhood”. Dewasa ini program keluarga berencana sebagai pilar pertama telah dianggap berhasil. Namun, untuk mendukung upaya mempercepat penurunan AKI diperlukan penajaman sasaran agar kejadian “4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlalu banyak anak)” dan kehamilan yang tidak diinginkan dapat ditekan serendah mungkin. Akses terhadap pelayanan antenatal sebagai pilar kedua cukup baik, yaitu 87% pada tahun 1997; namun mutunya masih perlu ditingkatkan terus. Persalinan yang aman- sebagai pilar ketiga – yang dikategorikan sebagai pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pada 1997 baru mencapai 69%. Untuk mencapai AKI sekitar 200 per 100.000 kelahiran hidup diperlukan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sekitar angka 80%. Cakupan pelayanan obstetri esensial – sebagai pilar keempat – masih sangat rendah, dan mutunya belum optimal.
Untuk membantu pemerintah dalam mencapai penurunan AKI di Indonesia, maka pemerintah Propinsi Lampung mempunyai target cakupan pelayanan antental (K4) 84% dengan akses pelayanan antenatal (K4) 92,2% cakupan antenatal (K4) tahun 2004 mencapai 81,75% sudah hampir memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah Propinsi Lampung. Sedang target cakupan pelayanan antenatal (K4) di Kabupaten 82% baru terlaksana 78,73%. Adapun akses pelayanan antenatal (K1) 85,7% (Dinkes Propinsi Lampung, 2004). Di Puskesmas sendiri mempunyai target cakupan pelayanan antenatal (K4) 80%, target akses pelayanan antenatal (K1) 88% (PWSKIA Propinsi Lampung, 2004). Sedangkan jumlah akses (K1) pada bulan Januari di Puskesmas sendiri adalah 6,5%, cakupan pelayanan antenatal (K4) bulan Januari 5,8%.
Dengan target cakupan pelayanan antenatal yang telah ditetapkan oleh pemerintah Propinsi Lampung dan Kabupaten serta Puskesmas khususnya dapat membantu pemerintah dalam menurunkan AKI di Indonesia melalui pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal diberikan oleh petugas kesehatan baik yang bekerja di instansi pemerintah maupun swasta. Pelayanan antenatalpun diberikan di Puskesmas-Puskesmas yang tersebar di Indonesia. Saat ini dalam pelaksanaannya, Puskesmas menghadapi banyak masalah. Sejalan dengan otonomi daerah, Puskesmas diupayakan direvitalisasi, antara lain lewat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Walujani M, dalam http://jpkm-online.net/news.2009 ).
Puskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 1999 menjadi standar “7T” yang dahulunya hanya “5T”. Standar minimal ibu hamil “7T” tersebut yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes penyakit menular seksual serta temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Dari data pra survey yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan .Kabupaten , pelaksanaan pelayanan 7T di wilayah kerja Puskesmas rata-rata 60,05% pada bulan Januari .Untuk rata-rata kunjungan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten setiap bulannya 94 ibu hamil yang berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya. Adapun data pra survey kunjungan ibu hamil tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Kecamatan .Kabupaten Pada Bulan Juli s.d Januari .
No Bulan/Tahun Jumlah Kunjungan Ibu Hamil
1
2
3
4
5
6
7 Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari 92
95
91
96
94
97
96
Total 661
Jumlah Rata-rata Kunjungan 94,42
Sumber: Pemantauan Wilayah Setempat Kesejahteraan Ibu dan Anak (PWS-KIA) Puskesmas Kecamatan ..
Dari data tersebut penulis ingin mengetahui “Gambaran Pelaksanaan “7T” Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten ”.

1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang ada bahwa pada tahun 1999 pemerintah mencanangkan asuhan pelayanan antenatal menjadi standar 7T. Hal ini dimaksudkan untuk membantu dalam menurunkan AKI di khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas yang mana target K1 di Propinsi Lampung 92,2%, K4 84%. Untuk wilayah kerja Puskesmas target K1 88%, K4 84%. 

1.3 Rumusan Masalah dan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini yaitu bagaimana gambaran pelaksanaan “7T” di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada Bulan April-Juni tahun .

1.4 Pertanyaan Penelitian
1.4.1 Bagaimanakah pelaksanaan pada penimbangan berat badan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun ?
1.4.2 Bagaimanakah pelaksanaan pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun ?
1.4.3 Bagaimanakah pelaksanaan pada ibu hamil terhadap pemeriksaan pada fundus uteri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun ?
1.4.4 Bagaimanakah pelaksanaan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun ?
1.4.5 Bagaimanakah pelaksanaan pemberian tabel Fe pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun ?
1.4.6 Bagaimanakah pelaksanaan pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun ?
1.4.7 Bagaimanakah pelaksanaan temu wicara pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun ?

1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan 7T pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun .
1.5.2 Tujuan Khusus
1) Untuk dapat mengidentifikasikan gambaran pelaksanaan pada penimbangan berat badan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun .
2) Untuk dapat mengidentifikasikan gambaran pelaksanaan pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun .
3) Untuk dapat mengidentifikasikan gambaran pelaksanaan pada ibu hamil terhadap pemeriksaan pada fundus uteri di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun .
4) Untuk dapat mengidentifikasikan gambaran pelaksanaan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun .
5) Untuk dapat mengidentifikasikan gambaran pelaksanaan pemberian tabel Fe pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun .
6) Untuk dapat mengidentifikasikan gambaran pelaksanaan pemeriksaan Penyakit Menular Seksual (PMS) pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun .
7) Bagaimanakah pelaksanaan temu wicara pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada tahun .

1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Bagi Ibu Hamil
Manfaat penelitian bagi ibu hamil, yaitu untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang pelayanan/asuhan standar “7T” (timbang berat badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, pemberian tabelt Fe, tes PMS, dan temu wicara).
1.6.2 Bagi Puskesmas
Sebagai masukan guna meningkatkan dan memaksimalkan pelayanan antenatal dengan menggunakan asuhan standar “7T” yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
1.6.3 Bagi Peneliti
Sebagai penerapan mata kuliah Metodologi Penelitian dan menambah pengalaman dalam penulisan KTI, serta sebagai masukan pengetahuan tentang pelayanan/asuhan standar “7T” (timbang berat badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, pemberian tabelt Fe, tes PMS, dan temu wicara).
1.6.4 Bagi Pihak Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan di Perpustakaan mengenai pelaksanaan “7T” (timbang berat badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, pemberian tabelt Fe, tes PMS, dan temu wicara)
1.6.5 Bagi Peneliti Lainnya
Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian di tempat lain.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Jenis Penelitian : Deskriptif
Subjek : Pelaksanaan “7T”
Objek : Ibu hamil
Lokasi penelitian : Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten .
Waktu : April sampai dengan Juni tahun
Alasan Penelitian : Ingin mengetahui gambaran pelaksanaan “7T” di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan .Kabupaten pada Bulan April-Juni tahun .

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul