Gambaran Manajemen Nyeri Non Farmakologi pada Ibu Post Seksio Sesarea di Irna Kebidanan Rumah Sakit (kode031)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka kematian ibu sangat banyak seperti di negara Asia, penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan. Perdarahan merupakan komplikasi persalinan yang paling sering dapat terjadi pada kehamilan dan pasca persalinan. Kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan menempati posisi tertinggi diantara tiga penyebab lainnya yaitu perdarahan, eklampsia, dan sepsis. Kehamilan atau persalinan yang terjadi karena perdarahan terjadi sekitar 10-12% dari seluruh kehamilan dan persalinan. Sebagian besar 88-90% persalinan yang dilakukan dengan normal (JNPK-KR, 2008).
Seksio sesaria adalah suatu pembedahan untuk melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Kelahiran lewat seksio sesaria akan lebih aman bagi ibu, anak ataupun keduanya (Harry, 2001). Ibu yang sudah pernah seksio sesaria, untuk kelahiran selanjutnya dapat dilakukan dengan persalinan normal, karena para ibu ingin mengalami kepuasan melahirkan sendiri. Ibu yang memilih kelahiran per vagina setelah seksio sesaria biasanya dianjurkan bersalin dan melahirkan di rumah sakit (Chapman, 2006).
Angka persalinan dengan sesar yang wajar menurut WHO adalah 5-10 % dari seluruh kelahiran. Ternyata diseluruh dunia angka bedah sesar meningkat dengan pesat, sedangkan angka di Indonesia belum diketahui secara pasti. (Ningsih, 2008).
Sedangkan pada tahun 1965, di Amerika Serikat angka seksio sesarea sebanyak 4,5%. Indikasi seksio sesarea dewasa adalah sebanyak 48%, distosia sebanyak 29%, gawat janin 16%, presentasi bokong sebanyak 5%, dan komplikasi lainnya sebanyak 2% (Benson, 2008).
Data dari RS Fatmawati Jakarta tahun 2002 angka sesar sebanyak 29.9 %. Angka ini cukup menggambarkan keadaan Indonesia secara umum. Operasi sesar saat melahirkan memang perlu penanganan serius sesudahnya. Karena yang namanya operasi dimana bagian tubuh dibuat luka dengan sengaja, tentunya perlu perawatan serius sesudahnya (Suratman, 2009).
Sedangkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit pada tahun 2008 menyebutkan dari jumlah persalinan sebanyak 106 per bulan, 60% merupakan persalinan sesar, 30% persalinan normal, sedangkan sisanya dengan bantuan alat seperti vakum dan forsep (Medical Record Rumah Sakit ), dan berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan dalam hal ini rumah sakit pada umumnya perawata lebih sering menggunakan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu post seksio sesarea.
Banyak ibu yang mengeluh rasa nyeri dibekas jahitan sesar. Keluhan ini sebenarnya wajar karena tubuh mengalami luka dan poses penyembuhannya tidak sempurna. Dampak nyeri yang perlu di tanyakan adalah hal-hal yang spesifik seperti pengaruhnya terhadap pola tidur, pola makan, energi, aktifitas keseharian (Muttaqin, 2008).
Nyeri merupakan suatu kondisi tidak nyaman yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang biasa terjadi pada banyak pasien yang pernah mengalami pembedahan. Yang perlu diwaspadai adalah jika nyeri itu disertai dengan komplikasi setelah pembedahan seperti luka jahitan yang tidak menutup, infeksi pada luka operasi, dan gejala lain yang berhubungan dengan jenis pembedahan (Potter & Perry, 2005).
Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkat tertentu. Nyeri merupakan alasan yang paling umum responden mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu masalah yang paling sedikit di pahami oleh seseresponden yang mengalami nyeri tersebut. Terkadang individu yang merasakn nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan nyeri (Potter & Perry, 2005).
Pada ibu post seksio sesarea terkadang pemenuhan kebutuhan rasa nyaman sering tidak terpenuhi serta terkadang kurangnya pengetahuan ibu di dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman tersebut. Sebagai pelaku pelayanan medis peran aktif perawat sangatlah penting di dalam membantu penatalaksanaan manajemen nyeri pada ibu post seksio sesarea dengan tujuan untuk mengurangi rasa nyeri.
Atas dasar inilah peneliti ingin mengetahui tentang “Gambaran Manajemen Nyeri Non Farmakologi Pada Ibu Post Seksio Sesarea” di IRNA Kebidanan Rumah Sakit Tahun .

1.2 Perumusan Masalah
Belum di ketahui gambaran manajemen nyeri non farmakologi pada ibu post seksio sesarea di IRNA Kebidanan Rumah Sakit Tahun .

1.3 Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakan gambaran manajemen nyeri non farmakologi pada ibu post seksio sesarea di IRNA Kebidanan Rumah Sakit Tahun ?

1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana gambaran manajemen nyeri non farmakologi pada ibu post seksio sesarea di IRNA Kebidanan Rumah Sakit Tahun .
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Untuk mengetahui karakteristik responden dalam mengurangi rasa nyeri pada ibu post seksio sesarea di IRNA Kebidanan Rumah Sakit Tahun .
1.4.2.2 Untuk mengetahui cara mengurangi rasa nyeri melalui cara relaksasi pada ibu post seksio sesarea di IRNA Kebidanan Rumah Sakit Tahun .
1.4.2.3 Untuk mengetahui cara mengurangi rasa nyeri melalui cara distraksi pada ibu post seksio sesarea di IRNA Kebidanan Rumah Sakit Tahun .

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk pendidikan kesehatan tentang mengurangi rasa nyeri pada ibu post seksio sesarea di rumah.
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai masukan serta informasi dalam proses pembelajaran dan sebagai bahan referensi mahasiswa STIKES , khususnya bagi mahasiswa keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan.
1.5.3 Bagi Peneliti
Untuk membantu menyelesaikan tingkat pendidikan dan menambah pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan dalam melakukan penelitian keperawatan terutama tentang mengurangi rasa nyeri pada ibu post seksio sesarea.
silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul