Gambaran Status Gizi Anak di Panti Asuhan (kode067)

ABSTRAK
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Pada anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk mengetahui kekurangan gizi tersebut, dapat dilakukan penilaian status gizi yang juga merupakan salah satu tolak ukur pertumbuhan pada anak. Menurut Centers for Disease Control (CDC), status gizi pada anak terbagi atas gizi baik, malnutrisi ringan, malnutrisi sedang, malnutrisi berat, overweight, dan obesitas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang (cross sectional). Penelitian ini bertujuan untuk menilai status gizi anak Panti dengan menggunakan baku yang telah tersedia dari grafik CDC-NCHS 2000 berdasarkan ketentuan eid indeks dari BB/TB melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak panti asuhan. Populasi penelitian adalah seluruh anak-anak di Panti pada tahun yang berjumlah 104 orang. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan metode total sampling. Data yang dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan bantuan SPSS untuk dianalisa secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik.
Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar anak memiliki status gizi baik dengan jumlah 80 orang (76,9%), kemudian anak dengan status gizi malnutrisi ringan sebanyak 15 orang (14,4%) dan sisanya adalah anak yang overweight sebanyak 9 orang (8,7%). Sedangkan malnutrisi sedang, malnutrisi berat, dan obesitas tidak ditemukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panti asuhan telah baik dalam menangani masalah gizi anak-anak panti asuhan.
Kata Kunci: Status Gizi, Anak, Panti Asuhan

Nutrition holds an important key in human's life cycle. In children, malnutrition will cause growing and development disorder and the consequences will continue until adulthood if this problem left untreated. In order to know the malnutrition status of a child, an assessment of nutrition status is done, which is one of child’s growth indicator. According to Centers for Disease Control (CDC), pediatric nutrition status consists of good nutrition status, mild malnutrition status, moderate malnutrition status, severe malnutrition status, overweight, and obesity.
This is a descriptive research with cross-sectional design. The purpose of this research is to assess the nutrition status of the children from Orphanage, using the standard provided by CDC-NCHS 2000 graphic based on weight-by-height eid-index through measuring body weight and height of the children in the orphanage. The research population is all of the children from Orphanage, with a total of 104 people by the year .The research sample is taken through using total sampling method. The data obtained were explored through the help of SPSS, to present a descriptive analysis in the form of distribution frequency tables and graphics.
The result shows that most of the children have a good nutrition status, which is a total of 80 chidren (76.9%), 15 children have mild malnutrition status (14.4%), and the rest of the 9 children are overweight (8.7%). While moderate malnutrition, severe malnutrition, and obesity were not found in the given result.
The result of the experiment proves that the orphanage have handled the children’s problem of nutrition well.
Key Words: Nutrition Status, Children, Orphanage

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Pada anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk mengetahui kekurangan gizi tersebut, dapat dilakukan penilaian status gizi yang juga merupakan salah satu tolak ukur pertumbuhan pada anak. Menurut Centers for Disease Control (CDC), status gizi pada anak terbagi atas gizi baik, malnutrisi ringan, malnutrisi sedang, malnutrisi berat, overweight, dan obesitas.
Pada saat ini, sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi. Kejadian kekurangan gizi sering terluput dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan tetapi secara perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya usia harapan hidup (Atmarita, 2004 yang dikutip oleh Simarmata, 2009).
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005, angka gizi buruk dan gizi kurang adalah 28% dari jumlah anak Indonesia. Data Susenas menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang menurun dari 37,5% (1989) menjadi 24,6% (2000).
Demikian halnya dengan status gizi buruk pada anak-anak di .pada tahun 2003 yang tergolong sangat tinggi yaitu sebesar 12,35% dan gizi kurang 18,59%. Gizi kurang pada anak akan menghambat pertumbuhan dan kurangnya zat tenaga dan kurang protein (zat pembangun) sehingga perlu diperhatikan menu yang seimbang khususnya pada anak-anak untuk pencapaian Indonesia Sehat 2010 (Adisasmito W., 2007 yang dikutip oleh Habeahan, 2009)
Indonesia Sehat 2010 merupakan visi pembangunan nasional yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Visi pembangunan gizi adalah
mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi masyarakat atau keluarga yang optimal (Dinkes, 2006).
Data-data di atas terdapat pada populasi yang umum. Namun demikian, status gizi anak yang hidup di panti asuhan belum banyak diketahui. Panti asuhan adalah sebuah wadah yang menampung anak-anak yatim piatu. Di mana anak¬anak yatim piatu (ataupun anak yang dititipkan orang tuanya karena tidak mampu) biasanya tinggal, mendapatkan pendidikan, dan juga dibekali berbagai keterampilan agar dapat berguna di kehidupannya nanti (Habeahan, 2009)
Daly, et al. (1979) mengutarakan bahwa konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang sangat kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu asupan makanan dan tingkat kesehatan. Asupan makanan dipengaruhi oleh pendapatan (dana yang tersedia), makanan, dan tersedianya bahan makanan. Sedangkan tingkat kesehatan dipengaruhi oleh pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat (sanitasi), termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan (Supariasa, 2002).
Di Indonesia sebagaimana halnya dengan negara-negara berkembang lainnya, masalah kesehatan dan pertumbuhan anak sangat dipengaruhi oleh dua persoalan utama yaitu keadaan gizi yang tidak baik dan merajalelanya penyakit infeksi (Moehji, 1992 yang dikutip oleh Nasution R.E.S., 2007).
Antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi terdapat hubungan sebab akibat yang timbal balik dan sangat erat. Gizi yang buruk dapat menyebabkan terjadinya infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Sebaliknya pula, penyakit infeksi yang sering diderita akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan zat gizi sedangkan nafsu makan menurun sehingga dapat mengakibatkan anak yang gizinya baik akan menderita gangguan gizi (Sajogyo, 1986 yang dikutip oleh Nasution R.E.S., 2007).
Dari penjelasan di atas, ada beberapa faktor yang mungkin muncul pada anak panti asuhan dibandingkan dengan populasi anak pada umumnya, mengingat panti asuhan dikelola sebagai tempat pengasuhan anak secara berkelompok, berbeda dengan anak-anak yang berada dalam tatanan rumah tangga yang diasuh secara langsung oleh ibu rumah tangga (anggota rumah tangga). Akibatnya pengasuhan dan perhatian terhadap nutrisi dan kesehatan mereka masing-masing secara langsung kurang, sehingga kemungkinan angka  malnutrisi tinggi. Demikian pula perbandingan jumlah anak yang lebih besar daripada jumlah pengasuh, sehingga perhatian terhadap status gizi pun akan lebih rendah. Kemungkinan lain berupa masalah dana yang rendah sehingga kebutuhan gizi tidak sebanding dengan asupan yang diterima anak-anak panti asuhan.
Terkait dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran status gizi anak panti asuhan.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran status gizi anak di Panti .

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Menilai status gizi anak Panti
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1.    Mengukur berat badan dan tinggi badan anak Panti
2.    Mengetahui ada tidaknya gizi kurang (malnutrisi) pada anak Panti
3.    Mengetahui distribusi status gizi anak Panti berdasarkan usia dan jenis kelamin

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: a. Bagi peneliti:
1.    untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan,
2.    dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat,
3.    dapat meningkatkan kemampuan dalam menerapkan pengetahuan statistik  ke dalam penelitian,
4.    dapat meningkatkan daya nalar, minat, dan kemampuan dalam meneliti berbagai macam bidang penelitian lainnya.
a.    Bagi mahasiswa, dapat digunakan sebagai bahan informasi, masukan, dan perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis,
b.    Bagi pengasuh panti asuhan, sebagai bahan masukan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka untuk menangani masalah status gizi anak-anak panti asuhan, menghindari faktor-faktor yang memperparah dan mengatasinya jika sudah timbul masalah, dapat juga melalui konsultasi pada ahli gizi,
c.    Bagi anak-anak panti asuhan, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka akan pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh,
d.    Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mereka tentang cara menilai status gizi anak dan pentingnya memberikan perhatian yang cukup mengenai masalah status gizi pada anak-anak panti asuhan,
e.    Bagi pemerintah, terutama departemen sosial, dapat digunakan sebagai upaya peningkatan pelayanan sosial pada anak di panti asuhan.
silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul