Hubungan Pendidikan dan Paritas dengan Pemberian Prelaktial pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas (kode093)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian makanan prelakteal berbahaya karena menyebabkan infeksi seperti diare, septikemia dan meningitis. Terjadinya gejala Neonatus Necrotizing Entero Calitis (NNEC) salah satu penyebab kematian neonatus yang diberi makanan prelakteal. Selain itu, kejadian Growth faltering atau gagal tumbuh, reaksi alergi, hambatan dalam proses menyusui. Bagi ibu, dapat terjadi mastitis dan bengkaknya payudara ibu karena kurangnya rangsangan isapan bayi untuk mengeluarkan dan memproduksi ASI. Persentase bayi yang diberi makanan prelakteal menurut provinsi di Indonesia yaitu sebesar 43.6% dan di provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 38.7%. Penelitian yang dilakukan di kota Depok terhadap 421 responden menunjukkan 87,9 % bayi mendapat asupan prelakteal, 76% diantaranya mendapat susu formula, 69,8% yang memberikan asupan pralakteal tersebut adalah tenaga kesehatan. Studi pendahuluan yang dilakukan di kelurahan Harjamukti, menunjukkan hasil bahwa pemberian makanan prelakteal dengan persentase 60% dari total ibu yang menjadi responden. Dimana jenis makanan prelakteal yang diberikan yaitu susu formula 60% dan kopi 10%. Pemberian makanan prelakteal diduga menjadi faktor penyebab kegagalan menyusui, sedangkan target pemerintah dalam program peningkatan pemberian ASI di Indonesia dengan menetapkan target 80% untuk memberikan ASI secara eksklusif.. Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian makanan prelakteal pada bayi. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian makanan prelakteal, hubungan faktor-faktor tersebut dengan perilaku pemberian makanan prelakteal dan faktor apa yang paling berpengaruh. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan ii pada bulan Mei sampai dengan September tahun
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui hubungan Pendidikan dan Paritas dengan pemberian Prelakteal pada bayi di wilayah kerja Puskesmas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas masih tingginya pemberian prelakteal dan rendahnya tingkat pendidikan ibu serta paritas yang tinggi maka pertanyaan penelitian adalah apakah ada Hubungan Pendidikan Dan Paritas Dengan Pemberian Prelakteal pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan mengetahui hubungan Pendidikan dan Paritas dengan pemberian Prelakteal pada bayi di wilayah kerja Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi Pendidikan ibu di wilayah kerja Puskesmas.
b. Diketahuinya distribusi frekuensi Paritas ibu di wilayah kerja Puskesmas.
c. Diketahuinya distribusi frekuensi pemberian Prelakteal pada bayi di wilayah kerja Puskesmas.
d. Diketahuinya hubungan Pendidikan dengan pemberian Prelakteal pada bayi di wilayah kerja Puskesmas.
e. Diketahuinya hubungan Paritas dengan pemberian Prelakteal pada bayi di wilayah kerja Puskesmas.

D. Manfaat Penelitian
1. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah dan literatur di perpustakaan yang bermanfaat bagi mahasiswa terutama calon bidan yang nantinya akan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung.
2. Pelayanan Puskesmas
Dapat dijadikan sebagai masukan atau informasi bagi pelayanan khususnya bidan yang bertugas dalam menolong persalinan pasien, sehingga dapat lebih memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dalam melaksanakan tugasnya.
3. Peneliti Lain
Sebagai bahan dasar untuk mengadakan pengembangan penelitian yang sejenis yaitu penelitian yang menggunakan variabel-variabel lain.

silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul