Gambaran Pengetahuan Pasca Natal tentang Menyusui yang Benar di Desa (kode051)

ABSTRAK
Program peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (ASI), khususnya ASI Eksklusif merupakan program perioritas dan telah disepakati pula bahwa pencapaian pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI Eksklusif pada bayi dibawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Beberapa faktor penyebab penurunan ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI, cara menjaga agar ASI yang dihasilkan tetap banyak, dan salah satu faktor penting penyebab penurunan ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang mengakibatkan timbulnya berbagai masalah ketidaknyamanan ibu dalam menyusui bayinya.
Disini penulis melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasca natal tentang menyusui yang benar di Desa Kecamatan Kabupaten Tahun Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan jumlah populasi 25 orang dan menggunakan total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden.
Hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui mayoritas adalah berpengetahuan cukup sebanyak 18 orang (72%), berdasarkan umur mayoritas 20 – 30 tahun sebanyak 13 orang (52%), berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 18 orang (72%), berdasarkan pekerjaan mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 16 orang (64%) dan berdasarkan sumber informasi mayoritas adalah dari tenaga kesehatan sebanyak 18 orang (72%). 
Diharapkan kepada ibu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya tentang cara menyusui yang benar agar tidak terjadi masalah dalam menyusui, sehingga dapat memberikan ASI sepenuhnya kepada bayi tanpa mengalami suatu masalah.
Kata Kunci        :  Pengetahuan Ibu Menyusui - Cara Menyusui

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
 Menyusui adalah suatu proses yang alamiah namun tetap harus dipelajari bagaimana cara menyusui yang baik dan benar, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik saja tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, perkembangan spiritual yang baik serta perkembangan sosial yang lebih baik.
 ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 – 6 bulan (Khairuniah , 2004)
Hambatan dalam praktek menyusui adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam cara menyusui dan pentingnya ASI bagi bayi, kurangnya pengetahuan dan pemahaman ini mempengaruhi kesadaran ibu untuk menyusui bayi. Selain itu adanya alasan ibu tidak menyusui bayinya karena merasa ASI-nya tidak cukup, encer, atau tidak keluar sama sekali. Padahal menurut penelitian WHO hanya ada satu dari seribu orang yang tidak bisa menyusui. (Widjaja, 2004)
Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5. Jadi hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif kepada bayinya sampai 4 - 5 bulan, dan rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI ekslusif kurang dari 2 bulan sebanyak 64%. (SDKI tahun 2002-2003).
Untuk daerah Sumatera Utara tahun 2005, angka menyusui ASI eksklusif terhadap bayi di mencapai 32 persen dan untuk tahun ........., persentase  ini naik hingga mencapai 34 persen (Kepala Sub Dinas Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dr Kustina).
Di Kabupaten jumlah pada tahun 2006 ada 35.131 bayi, yang di beri ASI Ekslusif 6.432 atau 18,31% . Di Kecamatan terdapat 6.975 bayi dengan ASI Ekslusif 987 (14,15%) dan di Desa dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 5.275 dan jumlah bayi sebanyak 612 bayi dengan ASI Ekslusif  73 bayi atau 11,92%. (Dinkes Kab. , 2006)
Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya secara alamiah tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roesli, 2000). Untuk itu dalam karya tulis ilmiah ini akan mengangkat topik mengenai Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui yang Benar di Desa Kecamatan Kabupaten Tahun
Pemberian ASI yang baik adalah sesuai kebutuhan bayi istilahnya on demand, kalau ASI diberikan pada saat anak sudah menangis sebenarnya itu sudah terlambat karena membuat bayi tidak nyaman. Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut. Ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang kegagalan dalam menyusui terjadi. Kegagalan biasanya disebabkan karena tehnik dan posisi yang kurang tepat bukan karena produksi ASI-nya yang sedikit.
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui Yang Benar di Desa Kecamatan Kabupaten Tahun ”.

1.3    Ruang Lingkup Penelitian
1.    Sifat Penelitian    :    Deskriptif
2.    Subyek Penelitian    :    Ibu Menyusui
3.    Obyek Penelitian    :    Pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar.
4.    Lokasi Penelitian    :    Desa Kecamatan Kabupaten
5.    Waktu Penelitian    :    Januari – Juli
          
1.4    Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar di Desa Kecamatan Kabupaten .

1.5    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
1.5.1    Bagi Ibu Menyusui
Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu tentang cara menyusui.
1.5.2    Bagi Tempat Peneliti
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk lebih meningkatkan cara menyusui di Desa Kecamatan Kabupaten .
1.5.3    Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai penerapan ilmu yang didapat dengan proses pembelajaran secara nyata dalam membuat karya tulis ilmiah.
1.5.4    Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat melengkapi bacaan di perpustakaan sebagai acuan untuk penelitian sejenis dengan variabel penelitian yang lebih komplek.
silahkan downlod KTI Skripsi dengan judul